Widget HTML #1

Contoh Pelaksanaan Asesmen Awal - Modul 1 - Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran

 

Asesmen Diagnostik dalam Pembelajaran PJOK

Hai hai hai, salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru!

Menjadi guru bukan hanya tampil dan menyampaikan materi di depan murid-murid saja, melainkan juga memberikan perhatian pada setiap perkembangan mereka. Seperti yang disampaikan pada materi assessment diagnostik, setiap murid memiliki kebutuhan, kemampuan, latar belakang pengalaman, hingga tingkat kematangan yang berbeda-beda.

Kita perlu menyadari bahwa murid datang ke kelas kita dengan kebutuhan dan kemampuan yang beragam. Ibaratnya, posisi garis awal mereka saat berlari tidaklah sama. Namun, kita memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bersama.


Contoh Kasus: Pembelajaran Renang

Ambil contoh dalam pelajaran PJOK. Misalnya, tujuan pembelajaran kita adalah: murid dapat mempraktikkan renang gaya bebas.

Tentunya, dalam satu kelas kemampuan setiap murid akan berbeda-beda. Agar lebih jelas, simak ilustrasi berikut:

Seorang guru PJOK bernama Ibu Diva CB akan melaksanakan pembelajaran renang. Ia berencana memberikan materi renang gaya bebas kepada murid-muridnya.

Setelah murid siap dengan perlengkapan renang dan melakukan pemanasan, guru masuk ke kolam, lalu memberikan contoh renang gaya bebas. Ia kemudian menginstruksikan murid-murid untuk ikut masuk ke kolam.

Namun, di luar dugaan, tidak semua murid dapat mengikuti instruksi:

  • Ada yang hanya duduk di pinggir kolam.

  • Ada yang menangis karena takut dengan kedalaman air.

  • Ada yang langsung melompat ke kolam dan mencoba berenang.

Situasi ini menunjukkan bahwa respon murid terhadap pembelajaran sangat beragam, tergantung pada pengalaman gerak dan karakteristik masing-masing.


Mengapa Perlu Asesmen Diagnostik?

Karena kemampuan berbeda, proses belajar tidak bisa disamakan untuk semua murid. Maka dari itu, dibutuhkan asesmen diagnostik untuk memetakan kemampuan mereka.


Langkah-langkah Merancang Asesmen Diagnostik

  1. Identifikasi Kemampuan Prasyarat
    Untuk mempraktikkan renang gaya bebas, murid perlu:

    • Bisa masuk kolam tanpa rasa takut.

    • Memasukkan kepala ke dalam air.

    • Mengeluarkan gelembung udara lewat mulut dan hidung.

    • Mengapung dengan posisi telungkup.

  2. Susun Instrumen Asesmen Diagnostik
    Karena berbasis praktik, instrumen yang tepat adalah lembar pengamatan.

  3. Laksanakan Asesmen Diagnostik
    Observasi dilakukan saat murid:

    • Duduk di tepi kolam dan menggerakkan kaki.

    • Masuk berdiri ke dalam air.

    • Memasukkan seluruh tubuh dan meniup gelembung.

    • Mencoba mengapung.

    • Mempraktikkan gaya bebas jika mampu.


Contoh Pemetaan Hasil Asesmen

Dari hasil observasi, murid bisa dikelompokkan menjadi empat tipe:

  1. Tipe 1: Masih takut air, bahkan perlu dibujuk untuk masuk kolam.

  2. Tipe 2: Sudah bisa masuk kolam, tapi belum konsisten memasukkan tubuh dan membuat gelembung.

  3. Tipe 3: Sudah bisa mengapung atau meluncur, tapi belum bisa menggerakkan kaki dan tangan.

  4. Tipe 4: Sudah bisa melakukan gerakan gaya bebas, tapi belum konsisten.


Manfaat Pemetaan

Dengan pemetaan ini, guru dapat:

  • Menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai.

  • Memberikan tantangan yang berbeda untuk setiap tipe.

  • Menjaga agar semua murid tetap termotivasi.

Contohnya:

  • Murid tipe 1 tidak bisa langsung dipaksa praktik gaya bebas.

  • Murid tipe 4 akan bosan jika hanya diajarkan teknik dasar.


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Kriteria bisa dibagi menjadi 4–5 tingkatan, dari yang paling dasar hingga yang paling mahir:

  • Tipe 1: Targetnya bisa mengontrol napas, mengapung, dan memiliki posisi tubuh stabil.

  • Tipe 4: Fokus pada kecepatan menyelesaikan jarak tertentu.

Ajak murid menyusun target belajarnya sendiri berdasarkan kriteria tersebut. Ini akan menumbuhkan rasa kepemilikan atas proses belajar mereka.


Asesmen untuk Aspek Lain

Selain renang, dalam Capaian Pembelajaran PJOK Fase B, juga ada kemampuan prasyarat lain, misalnya:

  • Pemanfaatan gerak dalam kehidupan sehari-hari.

  • Pengembangan karakter.

Asesmen terhadap hal ini bisa dilakukan di awal tahun melalui:

  1. Analisis rapor tahun sebelumnya.

  2. Diskusi dengan guru jenjang sebelumnya.

  3. Observasi langsung dan pencatatan dalam lembar pengamatan atau catatan anekdotal.


Kesimpulan

Pencapaian murid akan beragam, tergantung pada kemampuan awal mereka. Maka dari itu, asesmen diagnostik sangat penting untuk memastikan proses belajar lebih bermakna.

Tujuan pembelajaran PJOK bukan menjadikan murid sebagai atlet, tetapi:

  • Mengembangkan pola gerak dasar.

  • Menumbuhkan keterampilan gerak.

  • Mendorong kesadaran pentingnya aktivitas jasmani dalam kehidupan sehat.


Penutup

Ibu dan Bapak Guru, sudah siap melakukan asesmen diagnostik?

Tidak sulit, bukan?

Jangan lupa cek kembali Capaian Pembelajaran pada mata pelajaran masing-masing untuk mengidentifikasi kemampuan prasyarat yang perlu dinilai.

Salam dan bahagia! Hai ho!

Post a Comment for "Contoh Pelaksanaan Asesmen Awal - Modul 1 - Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran"